Gresik, Jawa Timur – Kabupaten Gresik memang dikenal sebagai kota santri.
Salah satu peninggalan Islam bersejarah yang masih berdiri kokoh hingga kini adalah Masjid Syekh Maulana Malik Ibrahim, yang terletak di Dusun Pesucinan, Desa Leran, Kecamatan Manyar.
Siapa sangka, masjid ini diyakini sebagai masjid tertua di Pulau Jawa yang berdiri sejak zaman Sunan Syekh Maulana Malik Ibrahim, salah satu penyebar Islam di pesisir utara Jawa.
Meskipun telah mengalami berbagai renovasi, beberapa bagian asli tetap dipertahankan, termasuk bekas langgar kecil yang masih dilestarikan di dalam masjid.
BACA JUGA:Dominasi Berlanjut atau Tersandung Cedera?
Peninggalan Bersejarah di Masjid
Masjid ini memiliki kolam berwudhu berukuran 3×3 meter dengan kedalaman sekitar 2,5 meter yang berada di dalam area masjid.
Konon, kolam ini dahulu digunakan oleh para santri Syekh Maulana Malik Ibrahim sebelum melaksanakan ibadah.
Mushollin, salah satu pengurus masjid, mengungkapkan bahwa masjid ini didirikan sekitar akhir abad ke-13 atau awal abad ke-14.
BACA JUGA:Newcastle Bisa Finis Empat Besar
Syekh Maulana Malik Ibrahim datang ke Gresik bersama para santrinya menggunakan kapal dagang dan bersandar di Pelabuhan Leran Manyar.
Setelah melaksanakan salat istikharah, beliau mendapat petunjuk untuk mendirikan masjid dan pondok pesantren di sebelah baratnya.
“Dulu di sebelah masjid ada pelabuhan kecil. Syekh Maulana Malik Ibrahim menamai daerah ini Pesucinan, yang berasal dari kata ‘Cinan’, tempat untuk berwudhu sebelum sholat,” ujar Mushollin, Selasa (11/3/2025).
Selain kolam air, masjid ini juga menyimpan benda-benda bersejarah lainnya, seperti bedug berdiameter 1 meter yang kini disimpan di Museum Kabupaten Gresik.
BACA JUGA:Diam-Diam Siapkan Pengganti Amorim
Ada pula mimbar ceramah asli serta kubah masjid yang tetap terawat meskipun bangunan sudah mengalami modernisasi.
Masjid Ramai Jamaah Saat Ramadan
Setiap bulan Ramadan 1446 H, Masjid Syekh Maulana Malik Ibrahim selalu dipadati jamaah.