Senyum Muda

Selasa 05 Mar 2024 - 21:48 WIB
Reporter : Adi Candra
Editor : Mael

BACA JUGA:Top 10 SMA Unggulan di Yogyakarta: Pilih Sekolah Terbaikmu untuk Masa Depan Cerah!

Percayalah si prangko akan tetap mencari amplopnya: pada saatnya.

Tapi 12 jam di pojokan bus paling belakang bukanlah sekadar hukuman. Tidak kebagian jendela pula. Sumpek. Penat. Bergetar –pun di jalan mulus tiga lajur ke arah timur.

Saya paksakan menulis untuk Disway: soal Pagar Teras itu. Hebat. Tidak pusing. Jalan bebas hambatan ini mulus sekali. Ini jalan bebas hambatan tapi bukan tol. Gratis. Saudi itu seperti Jerman: tidak punya jalan tol.

Orang Italia pernah menyombongkan diri ke orang Jerman: ketika pertama menggunakan teknologi mobil masuk gerbang tol tanpa berhenti. Si Jerman tinggal menjawab: kami tidak perlu gerbang.

BACA JUGA:Beri Respon Tajam kepada Penggemar Nottingham Forest

Maafkan kalau Anda tidak bisa tersenyum membaca humor itu: saya mengakui kalah dari L-1301 soal menulis humor.

Jalan raya benar-benar mulus. Saya lihat jam di HP: hampir pukul 11.00. Sudah waktunya baca komentar para perusuh. Siapa tahu  terhibur dan bisa senyum-senyum sendirian. 

Ini bus tanpa lagu. Apalagi dangdut. Apalagi karaoke. Rasanya ingin mengundang Liam ke sini: agar nyanyi di bus ini. 

Saya urungkan baca komentar. Pukul 11.00 itu masih pukul 15.00 waktu Indonesia. Kurang satu jam lagi. Agar yang kirim komentar sebelum pukul 16.00 masih bisa saya baca.

Saya pun pindah ke Google map: ini sudah sampai di mana.

Pertanyaan ''ini sudah sampai di mana'' itu sebenarnya pertanyaan –meminjam istilah beliau-- pertanyaan ''goblik''. 

Untuk apa perlu bertanya sudah sampai di mana. Bus ini tidak lewat mana-mana. Sudah berapa jam pun melaju tetap saja baru sampai padang pasir. Atau gunung batu. Tidak bisa dibedakan sudah sampai di mana.

Kecuali, kelak, gunung batunya diberi nomor. Diberi nama ''asmaul husna'' pun tidak cukup banyak. Mungkin perlu diberi nama-nama tokoh wayang kulit.

Dari map itu akhirnya saya tahu: kelak akan ada 1000 kota yang dilewati. Nama salah satunya: Buraydah. Bus akan sampai Buraydah kira-kira setelah lima jam melewati padang pasir berbatu. Atau enam jam dari Madinah.

Membaca nama Buraydah itu tiba-tiba muncul panggilan hati: turun di Buraydah. Tidak jadi ke Riyadh. Bermalam di Buraydah dulu. Di pedalaman Arab Saudi. Ingin tahu: seperti apa kota di tengah padang pasir.

Kategori :