REL, JAKARTA - Pernahkah kamu membayangkan sebuah perusahaan teknologi yang punya segalanya—teknologi layar tercanggih, sensor kamera terbaik di dunia, ekosistem gaming paling dicintai, serta reputasi global—namun malah menyia-nyiakan semuanya? Itulah Sony. Tepatnya, itulah kisah tragis dari lini smartphone mereka: Sony Xperia.
Di tahun 2000-an, menyentuh Xperia adalah seperti memegang masa depan. Kini, memegang Xperia justru seperti menggenggam sisa-sisa kejayaan yang tertinggal. Bagaimana Sony bisa sedekat itu dengan dominasi pasar, lalu gagal total? Jawabannya rumit, namun jelas: visi yang kabur, eksekusi yang kacau, dan harga yang tak masuk akal.
Semua Komponen Ada, Tapi Visi Tidak Pernah Lahir
Sony bukan sekadar punya komponen—mereka adalah pembuatnya. Sensor kamera Sony digunakan oleh Apple, Xiaomi, dan Samsung. Teknologi layar Bravia mereka menjadi standar industri di televisi. Audio? Mereka menciptakan headphone legendaris WH-1000XM. Di dunia gaming, mereka memimpin lewat PlayStation.
BACA JUGA:Joncik Muhammad dan Eko Patrio Kobarkan Semangat Birukan Langit Sumsel: PAN Bergerak Bersama Rakyat!
Namun semua kekuatan ini tak pernah bersatu dalam Xperia. Tak ada sinergi seperti yang ditunjukkan Apple antara iPhone, Mac, AirPods, dan Apple Watch. Atau seperti Samsung yang membungkus semua produknya ke dalam ekosistem Galaxy yang saling terhubung.
Divisi mobile Sony terasa seperti anak tiri. Alih-alih jadi ujung tombak inovasi, Xperia seperti produk yang lupa diberi rumah. Potensinya luar biasa, tapi dijalankan tanpa arah. Bukan karena mereka tak mampu, tapi karena mereka tampaknya tak cukup peduli.
Xperia 1 VII: Janji Premium, Realita Mengecewakan
Xperia 1 VII diluncurkan sebagai flagship terbaru, dan di atas kertas, spesifikasinya membuat para penggemar penasaran. Chipset Snapdragon terbaru, layar 4K OLED, RAM besar, serta kamera dengan software sekelas Alpha. Tapi sayangnya, produk ini tidak hanya gagal memenuhi ekspektasi—ia bahkan gagal berfungsi.
BACA JUGA:HP Kamu Kena Ghost Touch? Begini Cara Mengusir ‘Hantu’ dari Layar HP
Beberapa unit dilaporkan mengalami restart acak. Masalah ini cukup serius hingga Sony harus menghentikan penjualannya sementara. Penyebabnya? Masalah pada papan sirkuit utama. Sebuah kesalahan yang seharusnya tidak terjadi pada produk premium seharga 1.499 Euro—lebih mahal dari Galaxy S25 Ultra!
Lebih buruk lagi, banyak pengguna bahkan tak bisa menemukan produk ini di pasaran. Di Eropa, Xperia 1 VII seperti menghilang. Ini bukan masalah distribusi biasa, tapi keputusan strategis yang membuat orang bertanya-tanya: apa Sony masih peduli dengan smartphone mereka?
PlayStation: Senjata yang Tidak Pernah Ditembakkan
Sony punya satu kartu truf yang tak dimiliki produsen lain: PlayStation. Dengan jutaan penggemar di seluruh dunia dan game eksklusif yang dicintai, PlayStation seharusnya menjadi senjata pamungkas Xperia.
BACA JUGA:Tanding iPad Mini! Xiaomi Pad Mini Siap Rilis Global dengan Spesifikasi Gahar
Tapi apakah Xperia menjadi ponsel gaming sejati? Tidak.
Xperia Play yang diluncurkan lebih dari satu dekade lalu memang berani, tapi kemudian ditinggalkan tanpa kelanjutan. Tak ada ponsel Xperia yang mendukung PlayStation Plus secara mendalam. Tak ada fitur eksklusif, tidak ada layanan cloud gaming setara Apple Arcade, dan tidak ada hubungan erat dengan PS5.
Sony bahkan memilih membuat PlayStation Portal, perangkat streaming khusus yang hanya bisa digunakan dengan Wi-Fi dan tak bisa menjalankan game sendiri. Sementara itu, dunia menunggu ponsel gaming sejati dari pemilik IP paling kuat di industri hiburan.