Ketua Komisi VIII DPR, Ashabul Kahfi, menyoroti tingginya animo masyarakat Indonesia untuk menunaikan ibadah

Kamis 06 Jun 2024 - 17:25 WIB
Reporter : Riski
Editor : Riski

REl ,Jakarta - Ketua Komisi VIII DPR, Ashabul Kahfi, menyoroti tingginya animo masyarakat Indonesia untuk menunaikan ibadah haji, yang menyebabkan antrean yang sangat panjang. Saat ini, ada jutaan orang yang mendaftar untuk berangkat haji, meskipun kuota tahunan hanya mencapai ratusan ribu per tahunnya.

"Animo yang begitu besar ini menimbulkan masalah. Masalahnya apa? Terjadilah antrean yang begitu panjang. Hari ini saja ada kurang lebih 5,3 juta calon jemaah haji yang sudah mendaftar. Nah, antrean panjang ini berefek pada mereka harus menunggu," ujar Ashabul saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (4/6/2024).

Ashabul menjelaskan bahwa di Indonesia, jika seseorang mendaftar haji tahun ini, kemungkinan baru bisa berangkat 20 tahun kemudian. Bahkan, dalam beberapa kasus di kabupaten, ada yang baru bisa berangkat 40 tahun kemudian.

Hingga saat ini, pemerintah belum menemukan solusi untuk mengatasi antrean haji yang panjang tersebut. Akibatnya, banyak orang yang mencoba mengakali visa haji dengan menggunakan visa lain untuk bisa berangkat lebih cepat. 

BACA JUGA: Hari Ke-24 Penerbangan Haji: 169.958 Jemaah Indonesia Tiba di Arab Saudi

"Dan sampai hari ini, kita belum menemukan solusi efektif untuk mengurai panjangnya antrean ini, karena menyangkut masalah tempat. Tempat khususnya di Arab Saudi, termasuk di Armuzna," tuturnya.

"Kuota daya tampung di Arab Saudi adalah 2 juta, maksimal 3 juta. Tetapi karena antrean yang begitu panjang, maka muncul lah upaya solusi lain yang ditempuh para calon jemaah ini, tentu melalui jalur travel, dan lain-lain untuk bisa berhaji dengan menggunakan visa non-haji. Karena kalau pakai visa haji kan enggak mungkin," sambung Ashabul.

Menurut Ashabul, banyak orang yang belum berkesempatan berhaji namun menggunakan visa non-haji seperti umrah hingga ziarah. Arab Saudi sebenarnya tidak mempermasalahkan visa non-haji yang digunakan untuk berkunjung ke negara mereka. Hanya saja, Indonesia mengalami kesulitan mengontrol masyarakat yang sangat ingin naik haji itu.

"Kalau semua berangkat dengan berbagai visa, akhirnya jumlah haji menumpuk dan sulit dikontrol. Dan ini mengancam keselamatan jemaah," imbuhnya.(*)

BACA JUGA: Hari Ke-24 Penerbangan Haji: 169.958 Jemaah Indonesia Tiba di Arab Saudi

BACA JUGA:Terkait Haji Palsu, Dewan Angkat Bicara, Minta Ada Perundingan Pemerintah dan Arab Saudi.

Kategori :