Menjaga Tradisi di Tengah Tantangan Ekonomi

Reporter: Mael |

Editor: Mael |

Senin , 09 Sep 2024 - 22:35

Desa Tanjung Beringin, Merapi Selatan, Lahat, dikenal dengan tradisi tembakaunya yang turun-temurun. Meskipun hanya beberapa petani yang melanjutkannya, tembakau tetap menjadi bagian penting dari kehidupan desa. Foto : Ismail/REL--

menjaga tradisi di tengah tantangan ekonomi                            rel, lahat - desa tanjung beringin, yang terletak di kecamatan merapi selatan, kabupaten lahat, tidak hanya dikenal karena kekayaan alamnya, tetapi juga karena tradisi pertanian tembakaunya.
komoditas ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat desa, meskipun kini menghadapi berbagai tantangan. 
menurut kepala desa tanjung beringin, dirlan bakti, penanaman tembakau di desa ini merupakan warisan budaya yang sudah ada sejak lama.
meskipun dulunya tembakau ditanam secara luas, kini hanya segelintir petani yang masih mempertahankan praktik ini.
baca juga:perkuat koordinasi, jaga kondusivitas pilkada
baca juga:belasan pengusaha ramaikan festival lemang 2024 di lahat
"penanaman tembakau adalah tradisi yang telah lama ada di sini. sekarang, hanya beberapa petani yang terus melanjutkannya," kata dirlan. 
setelah panen, tembakau dikeringkan di tempat khusus bernama biday sebelum dijual kepada tengkulak atau pedagang. 
harga tembakau bervariasi, mulai dari 300 hingga 5000 per tebek, tergantung pada kualitas dan kondisi pasar.
fluktuasi harga ini menjadi tantangan tersendiri bagi petani yang sangat bergantung pada hasil panen tembakau mereka.
"di masa lalu, kami bisa menjual tembakau hingga ke luar lahat. saat ini, sebagian besar kami jual di dalam desa atau di pasar lahat," tambah dirlan.
meskipun penanaman tembakau memberikan tambahan pendapatan, bagi banyak keluarga, ini juga merupakan bagian dari tradisi agraris yang mendalam.
bagi mereka yang tidak memiliki alternatif pendapatan lain, tembakau menjadi sumber utama tambahan penghasilan. 
ketua pokdarwis desa tanjung beringin, ismed, bersama anggotanya loni, mengungkapkan bahwa pertanian tembakau juga berfungsi sebagai daya tarik wisata.
berdekatan dengan objek wisata bukit besak, desa ini sering dikunjungi oleh wisatawan yang ingin melihat proses pertanian dan pengolahan tembakau menjadi rokok. 
"kunjungan wisatawan yang tertarik melihat proses ini memberikan nilai tambah bagi desa kami," jelas ismed. 
namun, pasar rokok yang semakin ramai dengan beredarnya rokok murah membuat persaingan semakin ketat.
akibatnya, penjualan rokok tembakau kering lebih banyak difokuskan di desa-desa sekitar. 
desa tanjung beringin tetap berkomitmen untuk melestarikan tradisi pertanian tembakau sambil menghadapi tantangan ekonomi dan perubahan pasar.
meskipun begitu, tembakau tetap menjadi bagian penting dari warisan budaya dan ekonomi desa ini. (*)

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Koran Rel 10 September 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan