5 Ciri-Ciri Defisiensi Vitamin E dan Penyebab yang Perlu Anda Kenali
Ilustrasi---
Mengacu Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang diterbitkan Kementerian Kesehatan RI, kebutuhan vitamin E untuk orang berusia 13 tahun ke atas yaitu 15 mikrogram dalam sehari. Pada perempuan lansia, kebutuhan ini menjadi 20 mikrogram per hari.
BACA JUGA:Kewajiban Pemerintah Merangkul Semua Organisasi
Jika seseorang tidak memenuhi angka tersebut dalam waktu cukup lama, kondisi ini dikatakan sebagai defisiensi vitamin E. Tanda-tandanya sebagai berikut.
1. Ataksia
Ataksia merupakan gangguan koordinasi otot yang disebabkan oleh masalah pada otak. Kondisi ini terjadi bila bagian tertentu dari saraf otak mengalami kerusakan.
Penderita ataksia tidak bisa mengendalikan keseimbangan serta gerak tangan dan kakinya.
Nah, defisiensi vitamin E dapat merusak saraf otak yang disebut saraf Purkinje. Hal ini menghambat pengiriman sinyal antara otak dengan otot anggota gerak. Akibatnya, seseorang bisa mengalami kesulitan saat bergerak dan berjalan.
BACA JUGA:Pj Bupati Doa dan Dzikir Bersama di Lapas Empat Lawang
2. Lemah otot
Setiap gerakan yang Anda lakukan secara sadar berawal dari sinyal-sinyal yang dikirimkan oleh sel saraf otot atau sumsum tulang belakang. Sebagai antioksidan, salah satu fungsi vitamin E yaitu melindungi sel saraf dan otot dari radikal bebas.
Kekurangan vitamin E dapat membuat sel-sel saraf yang terhubung dengan otot tersebut lebih rentan mengalami kerusakan. Ciri utamanya yaitu otot menjadi lemah dan lunglai.
3. Kebas dan rasa geli
Selain menghambat pengiriman sinyal, kerusakan saraf dapat mengganggu sinyal yang akan dikirimkan.
Sinyal yang seharusnya membuat otot bergerak mungkin malah menimbulkan rasa geli atau membuat tangan dan kaki terasa kebas (mati rasa). Ini merupakan tanda dari kekurangan vitamin E yang cukup serius.
BACA JUGA:Patroli Malam Hari Polsek Muara Pinang Menjaga Kamtibmas dan Silaturahmi