Perkembangan Emosi Anak Usia 6-9 Tahun, Bagaimana Tahapnya?

Ilustrasi--

Menariknya lagi, hubungan pertemanan dan sosial yang terjalin dengan teman sebaya anak dan orang dewasa menjadi lebih berarti di usia ini.

Ini karena anak sudah lebih memahami dunia di sekitarnya beserta peran dirinya di dalam lingkungan sosial.

2. Perkembangan emosi anak usia 7 tahun

Tiba di usia 7 tahun, perkembangan emosi anak terlihat dari beberapa hal, yakni sebagai berikut.

Anak sudah lebih peka terhadap emosi dan perasaan orang lain, atau bisa dikatakan sudah memiliki empati.

Anak dapat mengelola emosi dan ketakutannya terkait beberapa hal yang pernah ia alami, tetapi kerap merasa khawatir dengan hal baru yang mungkin terjadi. Misalnya, saat lupa mengerjakan PR sekolah.

Perkembangan anak usia 7 tahun sudah mampu mengerti ketika dihadapkan dengan situasi yang tidak terduga.

Di usia 7 tahun ini, anak membutuhkan ruang untuk berkembang dan merasa nyaman.

Ketika dunianya semakin terbuka dan luas, anak memahami ternyata ada “ruang” di mana ia bisa merasa nyaman, seperti berada di dalam rumah di antara keluarga.

Hanya saja, karena semakin mengerti mengenai dirinya, anak di usia 7 tahun bisa sangat mengkritik dirinya saat melakukan hal yang tidak seharusnya.

 3. Perkembangan emosi usia 8 tahun

Menginjak usia 8 tahun, perkembangan emosi anak sudah mencapai beberapa hal baru, yaitu sebagai berikut.

Anak memiliki emosi yang bisa berubah-ubah dengan cepat. Ia kerap marah, menangis, bahkan bisa bersikap kasar saking merasa kesalnya.

Anak bersikap tidak sabar. Hal ini membuatnya ingin mendapatkan sesuatu yang ia butuhkan sesegera mungkin dan seolah tidak mau menunggu.

Anak mulai paham dan tertarik pada uang, contohnya ia mulai belajar menabung dan berencana untuk membelikan sesuatu yang ia inginkan nantinya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan