PLN Siap Tambah Kapasitas Energi Baru Terbarukan Hingga 30 GW, Bangun Green Enabling Transmission Line

Foto: Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo--

REL,BACAKORAN.CO – PT PLN (Persero) rencana mengumumkan penambahan kapasitas pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) hingga 30 Giga Watt (GW) dalam beberapa tahun ke depan. Langkah ini diambil seiring dengan kebijakan transisi energi nasional yang mendorong pelestarian energi fosil menuju energi terbarukan. Untuk mendukung upaya tersebut, PLN juga akan membangun infrastruktur transmisi baru yang disebut Jalur Transmisi Ramah Lingkungan.

BACA JUGA:Melihat Gunung Arjuno, Keindahan, Sejarah, dan Misteri yang Memikat

BACA JUGA:RESMI! Sistem Baru: Petugas PLN Tak Lagi Catat Meteran di Rumah Warga Mulai 1 November 2024

Direktur Utama PT PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa sebagian besar konsumsi listrik di Indonesia masih berakhir di Pulau Jawa, sementara sumber energi terbarukan lebih banyak berada di luar Jawa. Oleh karena itu, pembangunan Jalur Transmisi Ramah Lingkungan akan memastikan distribusi energi EBT yang lebih merata.

“Kita akan membangun Jalur Transmisi Ramah Lingkungan yang memungkinkan penambahan kapasitas energi terbarukan lebih dari 30 GW. Ini adalah langkah besar menuju masa depan energi yang lebih bersih,” ujar Darmawan dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) REPNAS 2024 di Jakarta, Senin (14/10/2024).

BACA JUGA:Kolaborasi Strategis antara PLN Group dan GoCorp Meningkatkan Efisiensi Operasional dan Produktivitas.

BACA JUGA:PLN Icon Plus Targetkan 100 Ribu Pelanggan ICONNET di Bali Nusra pada 2024

Sebelumnya, PLN juga mengungkapkan bahwa rancangan revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) untuk periode 2024-2033 akan lebih ramah lingkungan, dengan fokus besar pada pengembangan pembangkit listrik berbasis EBT. Dalam RUPTL 2021-2030, PLN telah merencanakan penambahan kapasitas EBT sebesar 21 GW atau 51,6% dari total pembangkit. Namun PLN menyadari bahwa langkah ini belum cukup untuk mencapai target jangka panjang.

Direktur Manajemen Risiko PT PLN, Suroso Isnandar, menyatakan bahwa PLN telah mengambil berbagai langkah strategi untuk mempercepat transisi energi, termasuk pembatalan 13 GW proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang sebelumnya direncanakan dan menggantinya dengan pembangkit berbasis EBT.

BACA JUGA:RESMI! Sistem Baru: Petugas PLN Tak Lagi Catat Meteran di Rumah Warga Mulai 1 November 2024

BACA JUGA:Pemerintah Putuskan Tidak Naikkan Tarif Listrik PLN per Juni 2024

“RUPTL 2024-2033 akan menjadi yang paling hijau, dan kami terus berinovasi untuk mencapai target emisi nol pada tahun 2060,” ujar Suroso.

Selain itu, PLN juga menerapkan teknologi co-firing biomassa untuk menekan emisi dari PLTU batu bara. Pada tahun ini, kebutuhan biomassa mencapai 2,2 juta ton dan diproyeksikan meningkat menjadi 10 juta ton pada tahun 2025.

Melalui berbagai inisiatif tersebut, PLN berkomitmen untuk membangun ekosistem energi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk Indonesia.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan