Me Time

Me Time.--

Oleh: Dahlan Iskan

TIDAK mudah cari tiket pulang di awal tahun baru. Hari itu saya baru dapat tiket sehari setelah anak-cucu. 

Maka setelah mereka meninggalkan Shanghai, saya dan istri termangu: mau ke mana. Harus menghabiskan waktu sisa satu hari. 

Pilihan saya naik kereta ke Shantou. Sudah sangat lama saya tidak ke daerah itu. Kabupaten Shantou di selatan Xiamen. Mayoritasnya suku Tiochu. Itulah suku yang juga jadi mayoritas di masyarakat Tionghoa, Kalbar.

Keinginan itu gagal. Tidak dapat tiket kereta ke Shantou. Habis. 

BACA JUGA:Polres Empat Lawang Terus Jalin Silaturahmi dengan Sekolah

BACA JUGA:8 Jembatan Putus dan 20 Ribu KK Terisolir

Saya pun cari bus. Istri tidak keberatan.

Juga tidak dapat tiket.

Setelah tahun baru kendaraan umum serba full booked.

Kalau begitu ke Meizhou saja. Dekat Shantou. Itulah kota yang mayoritas penduduknya suku Hakka. Murdaya Poo adalah orang suku Hakka.

BACA JUGA:Pemkab OKI Finalisasi Jumlah Calon PNS dan PPPK 2024

Rencana itu saya batalkan. Saya ingat: bulan Maret depan saya janji akan ke Meizhou bersama Mimi Tjong, cucu Tjong A Fie, orang suku Hakka terkaya di Medan masa lalu. Mimi justru belum pernah ke daerah asal leluhurnyi. Untuk apa ke Meizhou sekarang. Toh dua bulan lagi akan ke sana.

Akhirnya saya pasrah: ke mana saja. Yang penting ke arah selatan. Mendekat ke Hong Kong. Tiket kepulangan saya ke Surabaya dari Hong Kong.  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan