82 Honorer Untad Dipecat Mendadak! Ada Apa dengan Data Kementerian?

Sebanyak 82 tenaga honorer di lingkungan Universitas Tadulako (Untad) resmi diberhentikan per April 2025.-ist-
REL, Palu, – Sebanyak 82 tenaga honorer di lingkungan Universitas Tadulako (Untad) resmi diberhentikan per April 2025.
Mereka terdiri dari 49 tenaga administrasi dan 33 dosen non-ASN yang selama ini membantu operasional kampus, namun kini tak lagi tercatat dalam sistem.
Keputusan ini bukan tanpa dasar. Menurut Rektor Untad, Prof. Amar, langkah tersebut dilakukan karena nama para honorer tersebut tidak terdaftar dalam Basis Data Sistem (BES) milik Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Keberadaan di dalam BES merupakan syarat utama sahnya tenaga non-ASN di perguruan tinggi negeri.
BACA JUGA:Prestise Juventus Hancur
“Ini bukan soal suka atau tidak suka. Kami hanya menjalankan ketentuan yang berlaku. Bahkan, seharusnya ini dilaksanakan sejak Desember 2024, namun kami beri perpanjangan waktu hingga April 2025,” ujar Prof. Amar dalam keterangannya kepada media.
Pihak kampus juga mengaku telah berkonsultasi dengan Ombudsman dan kementerian terkait sebelum mengambil langkah tegas tersebut.
Universitas Tadulako menyatakan terbuka untuk memberikan klarifikasi kepada siapa pun yang membutuhkan informasi lanjutan.
Namun di balik keputusan itu, terselip kekecewaan mendalam dari para honorer.
BACA JUGA:Gila! Ugarte Ngamuk di San Mames
Banyak dari mereka telah mengabdi selama lebih dari delapan tahun tanpa kepastian status atau pengangkatan. Kini, mereka harus menerima kenyataan pahit.
“Kami bukan menuntut diangkat jadi PNS. Kami hanya ingin pengabdian kami dihargai,” ujar salah satu mantan tenaga honorer dengan nada sedih.
Kasus ini menjadi sorotan publik, terutama karena menyangkut nasib para tenaga pendidik dan administrasi yang selama ini menjadi tulang punggung operasional kampus.
Publik pun bertanya-tanya, mengapa nama-nama mereka bisa tidak masuk dalam sistem kementerian?
BACA JUGA:Pencuri Laptop dan Tabung Gas LPG di Musi Rawas Ditangkap
Fenomena ini juga memicu kekhawatiran di kalangan honorer di perguruan tinggi lain. Apakah hal serupa akan terjadi di kampus-kampus negeri lainnya?
**