Sidang Semu
Enika (kerudung hitam), Tsani (kerudung putih), Rizki (sebelah Tsani), dan Faisal (paling kanan).— foto: ist--
Enika tidak tahu mengapa orang tuanya memberi nama Enika. "Saya cari sendiri di internet. Ternyata itu dari bahasa Hawaii. Artinya kemenangan," ujarnyi. Sesuai sekali dengan jalan hidupnyi.
BACA JUGA:Pembahasan AKD di DPRD OKU Deadlock
Enika juga sudah lengket dengan Sampit. Setelah lama di Yogya dia kangen masakan Sampit: nasi kuning sambal habang khas Sampit, dan sayur kelakai. Yakni sayur dengan bahan tanaman paku-pakuan.
Saat wawancara, Enika kelihatan memang sangat terampil dalam olah kata. Bicaranyi cepat, langsung, berisi. Kelihatan sekali kalau suka debat –dan bahkan pernah jadi juara debat nasional soal konstitusi.
Debat itu diselenggarakan oleh Mahkamah Konstitusi bersama Universitas Andalas, Padang. MK memang sering mengadakan acara seperti itu. Tiap tahun. Hanya sejak Covid-19 belum ada debat lagi.
BACA JUGA:Tol Palembang-Betung Dikebut
Komunitas pemerhati konstitusi itu sendiri sudah ada sejak 12 tahun lalu. Sangat aktif. Punya kurikulum segala. Setiap Sabtu mengadakan Sidang Semu MK. Hasilnya sangat nyata.
Kini partai-partai pusing. Salah satu kekuasaan partai yang selama ini jadi monopoli mereka telah dipereteli empat mahasiswa.
Partai, soko guru demokrasi itu, memang masih yang paling tidak demokratis.(Dahlan Iskan)