Wisata Religi di Maumere: Masjid Kayu Tua yang Penuh Makna Damai

Reporter: Edo |

Editor: Edo |

Rabu , 04 Jun 2025 - 09:00

Rel,Maumere, Nusa Tenggara Timur — Di balik birunya laut dan hangatnya mentari Timur Indonesia, berdiri sebuah rumah ibadah yang tidak hanya menjadi tempat sujud, tapi juga saksi bisu sejarah panjang toleransi dan persaudaraan lintas iman.

Masjid Al-Muhajirin di Kampung Wuring, Maumere, Kabupaten Sikka, dikenal sebagai salah satu masjid tertua dan paling unik di Nusa Tenggara Timur.

Didirikan oleh para pelaut Bugis pada awal abad ke-20, masjid ini memiliki arsitektur sederhana namun memikat, dengan dinding kayu dan atap berbentuk limas yang mencerminkan budaya lokal pesisir.

Di sinilah spiritualitas dan kearifan lokal berpadu dalam harmoni yang indah.

Yang menjadikan Masjid Al-Muhajirin begitu istimewa bukan hanya usianya, tapi juga kisah-kisah toleransi yang tumbuh di sekitarnya.

Di tengah mayoritas penduduk Kristen Katolik, masjid ini tidak pernah sepi dari keramahan warga sekitar.

Setiap perayaan besar Islam seperti Idulfitri atau Maulid Nabi, warga non-Muslim turut hadir, membantu, bahkan memasak bersama dalam semangat kebersamaan.

"Di sini, kami bukan hanya tetangga, tapi saudara," ujar Pak Ismail, imam masjid yang juga seorang nelayan. "Meski berbeda keyakinan, kami saling jaga dan hormat."

Kini, Masjid Al-Muhajirin menjadi salah satu destinasi wisata religi yang mulai banyak dikunjungi pelancong dari berbagai penjuru.

Mereka datang tak hanya untuk berdoa, tetapi juga untuk menyerap nilai-nilai kehidupan yang terkandung di balik dinding kayu tua ini—nilai kebhinekaan, saling menghormati, dan cinta damai.

Jika Anda merencanakan perjalanan ke NTT, sempatkanlah berkunjung ke Kampung Wuring.

Di sini, Anda akan menemukan lebih dari sekadar destinasi religi—Anda akan menemukan kisah Indonesia yang sesungguhnya: beragam, bersatu, dan penuh harapan.***

wisata religi di maumere: masjid kayu tua yang penuh makna damai                            rel,maumere, nusa tenggara timur — di balik birunya laut dan hangatnya mentari timur indonesia, berdiri sebuah rumah ibadah yang tidak hanya menjadi tempat sujud, tapi juga saksi bisu sejarah panjang toleransi dan persaudaraan lintas iman.
masjid al-muhajirin di kampung wuring, maumere, kabupaten sikka, dikenal sebagai salah satu masjid tertua dan paling unik di nusa tenggara timur.
didirikan oleh para pelaut bugis pada awal abad ke-20, masjid ini memiliki arsitektur sederhana namun memikat, dengan dinding kayu dan atap berbentuk limas yang mencerminkan budaya lokal pesisir.
di sinilah spiritualitas dan kearifan lokal berpadu dalam harmoni yang indah.
baca juga:islamic center ntb, ikon wisata religi megah dengan menara 99 meter lambang asmaul husna
yang menjadikan masjid al-muhajirin begitu istimewa bukan hanya usianya, tapi juga kisah-kisah toleransi yang tumbuh di sekitarnya.
di tengah mayoritas penduduk kristen katolik, masjid ini tidak pernah sepi dari keramahan warga sekitar.
setiap perayaan besar islam seperti idulfitri atau maulid nabi, warga non-muslim turut hadir, membantu, bahkan memasak bersama dalam semangat kebersamaan.
"di sini, kami bukan hanya tetangga, tapi saudara," ujar pak ismail, imam masjid yang juga seorang nelayan. "meski berbeda keyakinan, kami saling jaga dan hormat."
kini, masjid al-muhajirin menjadi salah satu destinasi wisata religi yang mulai banyak dikunjungi pelancong dari berbagai penjuru.
mereka datang tak hanya untuk berdoa, tetapi juga untuk menyerap nilai-nilai kehidupan yang terkandung di balik dinding kayu tua ini—nilai kebhinekaan, saling menghormati, dan cinta damai.
baca juga:menapaki jejak islam di negeri jerman: empat masjid ikonik tujuan wisata religi eropa
jika anda merencanakan perjalanan ke ntt, sempatkanlah berkunjung ke kampung wuring.
di sini, anda akan menemukan lebih dari sekadar destinasi religi—anda akan menemukan kisah indonesia yang sesungguhnya: beragam, bersatu, dan penuh harapan.***