Guru Besar UGM: Hentikan Pemburu Rente! Program Makan Bergizi Gratis Lebih Aman Jika Dikelola Kantin Sekolah

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) -Net/Foto/Ist.-

Selain menjamin mutu gizi anak, sistem tersebut juga memberdayakan UMKM lokal karena bahan baku makanan bisa dipasok dari pedagang di sekitar sekolah.

Dengan sistem ini, dana Rp15 ribu per porsi dapat diterima secara utuh oleh sekolah tanpa harus “terpangkas” di tengah jalan.

BACA JUGA:Menkes Dorong Edukasi Gizi dan Keamanan Pangan Masuk Kurikulum, Ribuan Siswa Tercatat Keracunan MBG

BACA JUGA:Resmi! Penetapan NI PPPK Paruh Waktu 2025 Selesai, Gaji Berdasarkan UMP

Alternatif Penyaluran Dana Tunai

Selain lewat kantin sekolah, Agus juga menawarkan opsi kedua: dana MBG diberikan langsung kepada siswa dalam bentuk tunai, mirip dengan mekanisme Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Dengan demikian, orang tua bisa menyiapkan bekal untuk anaknya setiap hari, sementara sekolah tetap melakukan pengawasan ketat.

“Jika ada anak yang tidak dibawakan bekal, guru bisa menegur. Bila berulang, orang tua dipanggil. Ini bukan hanya menekan pemburu rente, tetapi juga mendidik tanggung jawab keluarga,” tegasnya.

Ia menilai pengawasan langsung oleh guru dan sekolah akan jauh lebih efektif daripada menyerahkan distribusi kepada pihak luar yang berorientasi proyek.

“Sudah saatnya praktik pemburu rente dihentikan. Dana MBG harus tepat sasaran dan bermanfaat bagi anak-anak, bukan segelintir pengusaha,” pungkas Agus.

Pernyataan Guru Besar UGM ini memperkuat desakan agar evaluasi besar-besaran terhadap sistem pelaksanaan MBG segera dilakukan pemerintah, demi memastikan tujuan utama program ini benar-benar tercapai: anak Indonesia sehat, kuat, dan bebas dari praktik rente.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan