Transformasi Teknologi di PT Pos Jateng Menimbulkan Ketakutan PHK di Kalangan Buruh
Istimewa --
RAKYATEMPATLAWANG - Para buruh PT Pos Indonesia di Jawa Tengah mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap kemungkinan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagai dampak dari transformasi teknologi robotik dan digitalisasi yang diterapkan perusahaan.
Menurut Sudarmaji, Ketua Bidang Organisasi dan Kaderidasi Serikat Pekerja Pos Indonesia (SPPI) Jateng, pergeseran ini mengancam karyawan di bagian penyortiran di Sentral Pengolahan Pos Semarang dan Yogyakarta.
Sudarmaji menjelaskan bahwa sekitar 100 buruh PT Pos di Jateng berisiko terkena dampak langsung dari penggunaan teknologi robotik dalam proses penyortiran.
BACA JUGA:Wisata Dekat Stasiun Bogor yang Cocok untuk Liburan Tanpa Kendaraan Pribadi
BACA JUGA:Delapan Destinasi Wisata di Puncak Bogor yang Wajib Dikunjungi
BACA JUGA:Inovasi baru karya anak bangsa Berhasil membuat tol diatas laut dari bahan dasar bambu.
Meskipun perusahaan berupaya melaksanakan PHK secara bertahap, isu tersebut masih menimbulkan kekhawatiran signifikan di kalangan pekerja.
Direktur Utama PT Pos Indonesia, Faizal Rochmad Djoemadi, menyatakan bahwa kebijakan investasi dalam robotik dan digitalisasi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional perusahaan, terutama dalam mengurangi biaya tetap yang signifikan, seperti gaji karyawan.
Meski demikian, keputusan ini mengundang perdebatan tentang implikasi sosial dan ekonomi terhadap tenaga kerja manusia yang terlibat.
BACA JUGA:Tempat Wisata Instagramable di Kuningan yang Wajib Dikunjungi
BACA JUGA:Rekomendasi Wisata Populer di Sukabumi yang Wajib Dikunjungi
BACA JUGA:Meguak Misteri Dan Fakta Dibalik keindahan jembatan sura madu Madura - Surabaya.
Perubahan Paradigma dalam Era Digital
Transformasi ini diharapkan mampu memperluas kapasitas operasional PT Pos Indonesia dengan peningkatan efisiensi melalui penggunaan teknologi yang mampu beroperasi 24 jam tanpa henti dan mengurangi risiko kesalahan manusia dalam proses penyortiran.