Bahlil Lahadalia: Investasi Geothermal Indonesia Capai 8,7 Miliar Dolar AS dalam 10 Tahun Terakhir

Rabu 18 Sep 2024 - 12:41 WIB
Reporter : Riski
Editor : Riski

REL , JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa dalam 10 tahun terakhir akumulasi investasi di sektor energi panas bumi atau geothermal telah mencapai 8,7 miliar dolar AS.

Hal ini disampaikan oleh Bahlil saat membuka acara Indonesia International Geothermal di Jakarta Convention Center pada Rabu (tanggal).

Indonesia memiliki potensi geothermal terbesar di dunia, mencapai 40 persen atau setara 24 gigawatt.

Sementara itu, kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Indonesia mencapai 2,6 gigawatt, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kapasitas PLTP terbesar kedua di dunia.

BACA JUGA:Budi Gunadi Sadikin: Ditolak Buka Prodi Spesialis di Tanah Air, Terpaksa Kirim Dokter Kuliah di China

BACA JUGA:Menkes RI Budi Soroti peyebab sikap dokter tak ramah kepada pasien Ternyata ini peyebab nya!

Menurut Bahlil, investasi pembangunan PLTP tumbuh delapan kali lipat dalam dekade terakhir.

Pertumbuhan signifikan ini diperkirakan akan terus berlanjut, dengan nilai investasi di sektor geothermal mencapai 8,7 miliar dolar AS pada tahun 2024.

Pembangunan PLTP telah menciptakan lapangan kerja bagi sekitar 900 ribu orang dan memberikan kontribusi ekonomi sebesar Rp16 triliun.

Selain memberikan dampak ekonomi, pembangunan PLTP juga berkontribusi pada pengurangan emisi karbon sebesar 17,4 juta ton CO2 per tahun di Indonesia.

BACA JUGA:Menkes RI Budi Soroti peyebab sikap dokter tak ramah kepada pasien Ternyata ini peyebab nya!

BACA JUGA:Gempa Guncang Sulawesi Tengah Hari Ini, Magnitudo 3,4 di Darat

Bahlil juga menyoroti kapasitas listrik nasional yang saat ini mencapai 93 gigawatt, di mana 15 persen atau 17,7 gigawatt berasal dari energi baru terbarukan (EBT).

Pemerintah menargetkan porsi EBT dalam bauran energi nasional meningkat menjadi 23 persen pada tahun 2025.

Namun, pencapaian target ini masih terkendala oleh koneksi jaringan listrik yang belum merata, seperti di Riau.

Kategori :