REL - Pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah kembali melemah. Rupiah ditutup pada level Rp16.376 per dolar AS, mengalami penurunan 50 poin dari penutupan sebelumnya yang berada di Rp16.325.
Bahkan, sempat tertekan hingga 70 poin. Melemahnya rupiah ini diprediksi akan terus berfluktuasi dalam rentang Rp16.360 hingga Rp16.430 per dolar AS pada perdagangan Kamis, 17 Januari 2024, menurut Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi.
BACA JUGA: Selebgram Palembang Viral karena Membawa Monyet ke Mal
Faktor-Faktor Penyebab Melemahnya Rupiah
Penyebab utama di balik pergerakan rupiah yang cenderung melemah ini adalah sejumlah faktor eksternal yang saling berpengaruh. Salah satunya adalah rilis data inflasi AS yang sedikit lebih rendah dari ekspektasi pasar.
Data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS untuk bulan Desember 2024 menunjukkan adanya penurunan inflasi yang memicu ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve (The Fed) akan mulai melonggarkan kebijakan suku bunganya pada tahun 2025.
Namun, ketidakpastian yang muncul akibat perkembangan politik di AS turut memberikan dampak pada sentimen pasar. Ibrahim Assuaibi mengungkapkan, kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih pada minggu depan bisa menambah ketidakpastian global.
Beberapa kebijakan pro-pertumbuhan yang direncanakan Trump diperkirakan akan meningkatkan tekanan harga, yang pada gilirannya bisa membuat The Fed lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan mengenai suku bunga.
BACA JUGA:Wanita Tew** Dibunuh Suaminya di Lubuklinggau, Diduga Akibat Konflik Rumah Tangga
Selain itu, kebijakan luar negeri AS, termasuk sanksi baru terhadap produsen minyak dan tanker Rusia, juga turut mempengaruhi pasar.
Sanksi tersebut telah mengguncang pasar energi global, menyebabkan tarif pengiriman energi melonjak tajam, dan memaksa pembeli utama Rusia untuk mencari sumber minyak alternatif.
Dampak ini meningkatkan ketidakpastian pasar global yang turut berimbas pada nilai tukar rupiah.
Prospek Ekonomi Indonesia 2025
Sementara itu, prospek ekonomi Indonesia pada 2025 juga turut dipengaruhi oleh ketidakpastian global.
Bank Indonesia (BI) memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 akan berada di kisaran 4,7 hingga 5,5 persen.