Bila hal ini terjadi pada pembuluh darah yang menuju otak, aliran darah ke organ vital tersebut menjadi terhambat dan stroke bisa terjadi.
Inilah hubungan antara stroke dan merokok yang bisa membahayakan nyawa Anda.
Adakah hubungan antara stroke dan perokok pasif?
Meski tak merokok, perokok pasif juga berisiko tinggi terkena stroke dibandingkan mereka yang tidak.
Cental for Diseases Control and Prevention menyatakkan, mengisap asap rokok dari perokok dapat meningkatkan risiko penyakit jantung sebesar 25—30% dan stroke hingga 20—30%.
Kasus kematian akibat merokok pasif pun cukup tinggi per tahunnya.
Adapun anak-anak disebut lebih rentan menjadi perokok pasif karena paparan asap rokok dari anggota keluarga di sekitarnya.
Bahkan, anak-anak lebih berisiko mengalami masalah pernapasan dan kematian akibat paparan asap rokok.
Pasalnya, sistem pernapasan anak belum sempurna dan kekebalan tubuhnya cenderung lemah.
Apa manfaat dari berhenti merokok terhadap risiko stroke?
Hubungan merokok dan stroke bukan sekadar meningkatkan risiko, tetapi juga menurunkan risikonya bila Anda berhenti melakukan kebiasaan tersebut.
Faktanya, berhenti merokok setelah pertama kali mengalami stroke menurunkan risiko terkena stroke kembali pada waktu berikutnya.
Bahkan, ini juga menurunkan risiko kematian akibat stroke atau serangan jantung.
Pasalnya, ketika Anda berhenti merokok, Anda tidak lagi menghirup bahan kimia berbahaya dari asap rokok.
Artinya, bahan kimia ini pun tidak lagi memasuki aliran darah, tak merusak pembuluh darah, serta tidak meningkatkan risiko terbentuk gumpalan darah.
Jika ini terus Anda lakukan, dalam sebulan, tekanan darah Anda akan kembali ke kisaran normal.