Bukan hanya masalah emosional dan mental, gangguan perkembangan saraf juga bisa menjadi penyebab masalah tidur pada remaja.
Menurut Journal of Pediatrics Neurosciences, gangguan perkembangan saraf, seperti attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan gangguan spektrum autisme, dapat mempersulit remaja untuk tidur nyenyak di malam hari.
8. Obat-obatan
Penggunaan obat-obatan, seperti obat pseudoephedrine yang digunakan untuk mengatasi gejala pilek dan alergi, dapat menyebabkan insomnia atau gangguan tidur pada remaja.
Tidak hanya itu, anak remaja yang memiliki asma dan menggunakan inhaler asma, seperti beta agonist, dapat menyebabkan efek samping berupa kesulitan tidur.
Dampak gangguan tidur pada anak remaja
Menurut Kids Health, kebanyakan remaja harus menghabiskan waktu untuk tidur sebanyak 8—10 jam setiap harinya.
Waktu tidur yang cukup dapat mencegah terjadinya masalah kesehatan fisik dan mental, serta membantu untuk tetap fokus dan beraktivitas pada keesokan hari.
Saat terjadi gangguan tidur pada anak remaja, akibat yang bisa dirasakan secara langsung adalah sulitnya untuk bangun tepat waktu.
Selain itu, ada beberapa hal lainnya yang menjadi dampak dari gangguan tidur pada kesehatan fisik dan mental, yaitu berikut ini.
1. Perubahan suasana hati (mood swing)
Seperti yang diketahui, masa remaja merupakan waktu di mana anak mengalami perubahan suasana hati yang cukup drastis karena perubahan hormonal.
Namun, hal ini juga bisa terjadi ketika anak mengalami kurang tidur. Mengalami gangguan tidur adalah salah satu penyebab mood swing pada kebanyakan remaja.
Perubahan mood pada remaja karena gangguan tidur ini terlihat ketika ia menjadi lebih murung dan kurang fokus saat di kelas.
Akibatnya, ia bisa menjadi lebih sensitif dan mudah marah tak seperti biasanya.
2. Metabolisme terganggu