REL,EMPATLAWANG.BACAKORAN.CO.ID -Dalam satu dekade terakhir, angka pernikahan di Indonesia mengalami penurunan signifikan. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa tren penurunan jumlah perkawinan ini terjadi hampir di semua daerah.
Laporan Statistik Indonesia 2024 mengungkapkan bahwa dalam 6 tahun terakhir, penurunan paling drastis terjadi dalam 3 tahun terakhir, yaitu dari 2021 hingga 2023, dengan jumlah pernikahan menyusut sebanyak 2 juta.
Penurunan di Berbagai Daerah
Penurunan angka pernikahan tidak hanya terjadi di satu wilayah saja, tetapi hampir merata di seluruh Indonesia. DKI Jakarta misalnya, mengalami penurunan sebanyak 4.000 pernikahan, Jawa Barat turun hingga 29.000, Jawa Tengah menyusut hingga 21.000, dan Jawa Timur menurun sebesar 13.000. Meski begitu, beberapa provinsi tercatat mengalami kenaikan angka pernikahan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.
BACA JUGA:Wisata Pantai di Kabupaten Sikka: Eksplorasi Pantai Koka yang Menakjubkan
Faktor Ekonomi Menjadi Penyebab Utama
Salah satu faktor utama penurunan angka pernikahan adalah ekonomi. Biaya pernikahan yang tinggi menjadi alasan generasi muda menunda pernikahan.
Andi Nugroho, seorang perencana keuangan, menyatakan bahwa kaum muda kini lebih melek finansial dan berpikir lebih panjang sebelum memutuskan untuk menikah.
Faktor Mental dan Prioritas Hidup
Selain ekonomi, faktor mental dan prioritas hidup juga berperan. Generasi muda cenderung memprioritaskan kesehatan mental dan menyiapkan diri sebelum menikah.
Mereka juga lebih mempertimbangkan untuk melanjutkan pendidikan atau meniti karir sebelum memutuskan untuk menikah.
BACA JUGA:Bikin Otak Tenang! Ini Dia 5 Rekomendasi Wisata Air Terjun di Sulawesi Tenggara
Pengaruh Sosial dan Ketakutan Akan Perceraian
Semakin banyaknya kasus perceraian di lingkungan sekitar atau di media massa juga mempengaruhi pandangan anak muda terhadap pernikahan.
Ketakutan atau trauma terhadap pengalaman negatif dari lingkungan sekitar membuat seseorang lebih berhati-hati dalam memutuskan untuk menikah.