Penyaluran PKH Dituding Tak Tepat Sasaran

ILUSTRAS (DOK/IST)--
BACA JUGA:Jalan Cengal Berlumpur Seperti Kubangan Kerbau
BACA JUGA:Pelaku Penganiyaan Kades Ulak Embacang Berhasil Diamankan
“Kami hanya memvalidasi apakah penerima memenuhi syarat dan berdomisili di wilayah tersebut,” jelasnya.
Menurut Wiwin, salah satu kendala utama adalah minimnya pengetahuan kepala desa tentang data penerima PKH.
“Kadang, kepala desa mengira warganya tidak menerima bantuan, padahal data sudah masuk dari pusat,” ungkapnya.
Penyaluran PKH di Kabupaten OKI melibatkan lebih dari 20 ribu keluarga penerima manfaat (KPM).
Dana bantuan disalurkan melalui Bank BRI dan PT Pos Indonesia setiap dua bulan sekali.
Besarannya bervariasi tergantung komponen keluarga, seperti kehamilan, jumlah anak sekolah, atau keberadaan lansia dan penyandang disabilitas.
Misalnya, keluarga dengan ibu hamil bisa mendapatkan Rp3 juta per tahun, sementara yang memiliki anak sekolah menerima bantuan hingga Rp2 juta per tahun.
Kepala Dinsos Palembang, M Ichsannul Akmal, mengingatkan semua pihak untuk bekerja sesuai aturan.
“PKH adalah program yang baik, tetapi harus ada evaluasi menyeluruh agar tidak melenceng dari tujuan utamanya,” tegasnya.
Sementara itu, Bupati Muara Enim, Lido Septontoni, menekankan pentingnya monitoring penerima bantuan.
“Kami akan terus memastikan agar penerima PKH adalah mereka yang benar-benar membutuhkan,” ujarnya.
Dengan segala upaya pemerintah dan pendamping PKH, masyarakat berharap penyaluran bantuan ke depan lebih tepat sasaran sehingga tujuan utama program ini, yaitu menanggulangi kemiskinan, dapat benar-benar tercapai. (*)