17 Tahun Mengabdi, Honorer SMAN 9 Sinjai Gigit Jari: Kelulusan PPPK Amran Dibatalkan Sepihak!

Amran (38), seorang tenaga honorer yang telah mengabdi selama 17 tahun di SMAN 9 Sinjai, pupus seketika. -Doc/Foto.Ist-
Rel, Sinjai, Sulawesi Selatan — Harapan Amran (38), seorang tenaga honorer yang telah mengabdi selama 17 tahun di SMAN 9 Sinjai, pupus seketika.
Kelulusannya sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) untuk formasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2024 dianulir secara sepihak.
Amran sebelumnya dinyatakan lulus seleksi kompetensi tahap 1 untuk formasi tenaga teknis di Dinas Pendidikan Sulsel.
Namun, pada 19 Maret 2024, ia menerima kabar buruk. Melalui surat resmi yang ditandatangani oleh Sekretaris Daerah Sulsel, Jufri Rahman, kelulusannya dibatalkan menyusul adanya laporan sanggahan terhadap dirinya.
BACA JUGA:PPPK 2024 Tahap 2: Cek Jadwal Tes dan Bocoran Kisi-Kisi Soal Tenaga Teknis BKN
“Saya tidak tahu salah saya di mana. Semua syarat saya penuhi. Bahkan saya memiliki SK dari Sekda Sulsel tahun 2024 sebagai tenaga non-ASN. Tapi tiba-tiba dibatalkan begitu saja,” ujar Amran dengan nada sedih, Minggu (20/4/2025).
Amran yang telah mengabdi sejak 2007 sebagai tenaga tata usaha sukarela mengaku tidak pernah mendapat panggilan klarifikasi dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sulsel.
“Tidak ada panggilan klarifikasi dari BKD, padahal saya punya surat pengalaman kerja yang ditandatangani langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan. Saya ini aktif kerja hingga 2024, bukan fiktif,” tambahnya.
BACA JUGA:Air Terjun Tetewa, Surga Tersembunyi di Kolaka Timur yang Tawarkan Petualangan dan Kedamaian
Pernyataan mengejutkan datang dari Kepala SMAN 9 Sinjai, Juanda, yang mengeluarkan surat keterangan bahwa Amran tidak aktif hingga akhir 2024.
Surat tersebut dikeluarkan setelah BKN memintanya memberikan klarifikasi menyusul adanya laporan.
“Saya harus menyatakan sesuai fakta. Kalau saya salah memberikan keterangan, saya yang kena imbasnya,” ungkap Juanda.
Amran merasa kecewa dan hancur dengan keputusan tersebut. Baginya, 17 tahun pengabdian tanpa status jelas kini tak berarti apa-apa.
“Apalah daya saya. Pengabdian saya 17 tahun seolah tidak dihargai. Kalau dianggap tidak aktif, mana mungkin saya masih punya SK aktif sampai tahun 2024,” keluhnya.