Aturan Baru Haji 2025: Manifes Dikunci 17 Jam Sebelum Mendarat, Penggantian Jemaah Mendadak Dilarang!

Aturan Baru Haji 2025: Manifes Dikunci 17 Jam Sebelum Mendarat, Penggantian Jemaah Mendadak Dilarang!-ist/net-

Rel, Jakarta – Penyelenggaraan ibadah haji tahun 1446 H/2025 M mengalami perubahan signifikan, terutama dalam sistem penguncian manifes jemaah. 

Pemerintah kini menerapkan aturan baru, yakni penguncian manifes dilakukan 17 jam sebelum pesawat mendarat di Arab Saudi. Imbasnya, penggantian jemaah secara mendadak, terutama karena sakit atau batal berangkat, tidak lagi bisa dilakukan seperti sebelumnya.

Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama RI, Hilman Latief, menyatakan bahwa perubahan ini didorong oleh penyesuaian sistem E-Hajj milik Arab Saudi yang lebih ketat dan tidak lagi memberi toleransi terhadap perbedaan data.

“Biasanya kita masih bisa tolerir di embarkasi jika ada perbedaan data, seperti menggantikan jemaah yang sakit. Tapi dalam sistem E-Hajj tidak bisa. Ketika ada data berbeda, sistem langsung menolak,” ujar Hilman dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VIII DPR RI, Senin (19/5/2025).

BACA JUGA:Honda Luncurkan New Vario 160 Edisi 2025: Desain Futuristik dan Warna Kuning Mencolok ala Transformer

BACA JUGA:Menikmati Alam dan Senja: 7 Pantai di Malang yang Cocok untuk Camping dan Healing

Tahun sebelumnya, manifes jemaah masih dapat diubah hingga 10-11 jam sebelum pendaratan, bahkan ketika jemaah sudah berada dalam pesawat. Sistem tersebut memberi fleksibilitas tinggi untuk memaksimalkan keberangkatan dalam satu kloter. Namun, kini hal tersebut tidak lagi berlaku.

“Kami sudah mengunci sistem 17 jam sebelum mendarat. Di Indonesia, semua embarkasi sudah menerapkan itu sejak pekan lalu. Jadi tidak boleh ada lagi jemaah baru yang masuk mendekati keberangkatan,” jelas Hilman.

Dampak dari perubahan ini sudah terasa. Sejumlah jemaah haji Indonesia dilaporkan tercecer dari kloter mereka akibat keterlambatan visa.

Ini membuat pemerintah harus bekerja ekstra dalam menghitung dan menyesuaikan keberangkatan jemaah di kloter-kloter terakhir, agar semua jemaah tetap bisa tiba di Arab Saudi sebelum puncak ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

“Kalaupun ada orang batal berangkat, seperti 1-2 orang, sistem akan memberi notifikasi. Tapi kami pastikan tidak ada pengganti mendadak. Ini sedang kami hitung ulang. Mudah-mudahan sisa-sisa itu masih bisa kita berangkatkan di kloter-kloter terakhir,” pungkas Hilman

BACA JUGA:Pantai Minajaya: Permata Tersembunyi di Selatan Sukabumi yang Tawarkan Ketenangan Alami

BACA JUGA:Tecno Camon 40 Pro 5G, HP Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik versi DxOMark.

Dengan sistem baru ini, pemerintah dan jemaah diminta untuk lebih disiplin dan siap sejak jauh hari. Koordinasi antarlembaga serta kesiapan dokumen jemaah menjadi faktor kunci dalam suksesnya penyelenggaraan ibadah haji 2025.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan