Krisis Siswa Baru, SMA Sumatra 40 Bandung Terpaksa Hentikan Tiga Guru Tidak Tetap

Krisis Siswa Baru, SMA Sumatra 40 Bandung Terpaksa Hentikan Tiga Guru Tidak Tetap-ist/net-

Rel, Bacakoran.co – Dunia pendidikan swasta kembali menghadapi tantangan serius. 

Kali ini, SMA Sumatra 40 Bandung harus mengambil keputusan pahit dengan menghentikan tiga orang guru tidak tetap akibat menurunnya jumlah pendaftar siswa baru pada tahun ajaran 2025/2026.

Kepala SMA Sumatra 40, Utami Dewi, mengungkapkan bahwa pada tahun ini sekolahnya hanya menerima 60 siswa baru, yang dibagi ke dalam dua rombongan belajar (rombel) berisi masing-masing 30 siswa.

Angka ini turun drastis dibanding tahun-tahun sebelumnya, di mana sekolah swasta yang berlokasi di Jalan Pahlawan, Kota Bandung ini, biasanya menerima hingga 180 siswa dalam lima rombel.

“Karena jumlah siswa baru yang mendaftar menurun, maka jam pelajaran pun ikut menyusut. Akibatnya, tiga guru tidak tetap kami tidak mendapat alokasi jam mengajar,” ujar Utami Dewi saat diwawancarai, Selasa (15/7/2025).

BACA JUGA:Laptop Makin Berat? Ini Cara Mudah Mengembalikan Performa Maksimalnya!

BACA JUGA:Murah Meriah! Ini 5 Rekomendasi HP 1 Jutaan yang Performa Ngebut

Meski demikian, Utami menegaskan bahwa pemberhentian ini bukanlah pemutusan hubungan kerja (PHK) formal, melainkan murni karena ketiadaan jam mengajar akibat penyusutan rombel. “Ini lebih pada konsekuensi dari berkurangnya jam pelajaran, bukan pemecatan,” tegasnya.

Penurunan minat ke sekolah swasta, menurut Utami, tak lepas dari kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui program Penanggulangan Anak Putus Sekolah (PAPS).

Lewat program ini, jumlah siswa per rombel di SMA/SMK negeri ditingkatkan dari 36 menjadi 50 siswa, sehingga banyak calon peserta didik yang semula mendaftar ke sekolah swasta, beralih ke sekolah negeri.

“Waktu Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) kemarin, ada tiga siswa yang sudah mendaftar ke kami, tapi kemudian mencabut berkas karena diterima di sekolah negeri lewat jalur PAPS,” ungkapnya.

Situasi ini menjadi cermin nyata betapa program pendidikan yang tidak mempertimbangkan daya tampung sekolah swasta dapat menimbulkan dampak negatif, seperti berkurangnya jam kerja guru dan potensi kehilangan tenaga pendidik yang kompeten.

BACA JUGA:Bukan Tablet Biasa! Xiaomi Pad 7 Pro Tawarkan Kekuatan Setara Laptop Gaming

BACA JUGA:Kombinasi Mewah dan Klasik! Xiaomi 15 Ultra Edisi Spesial Leica Resmi Diperkenalkan

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan