Langit Sumsel Ditaburi Garam

SEBAR: Sebanyak 3.200 kilogram garam (NaCl) disebar ke langit Sumsel untuk memicu hujan buatan. Foto: Istimewa--

REL, Palembang —Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) kini tengah menggeber Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) sebagai langkah serius menghadapi puncak kemarau Juli-September yang rawan menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Selama dua hari pelaksanaan OMC pada 13-14 Juli 2025, sebanyak 3.200 kilogram garam (NaCl) telah disebar ke langit Sumsel untuk memicu hujan buatan. Hal ini bertujuan agar lahan tetap basah dan potensi karhutla bisa ditekan sedini mungkin.

“Iya, kita sudah melakukan OMC di Sumsel supaya lahan tetap basah pada puncak kemarau nanti,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Sumsel, M Iqbal Alisyahbana, Selasa (15/7/2025).

OMC ini menjadi bagian dari strategi mitigasi bencana di tengah meningkatnya risiko kekeringan dan kebakaran di wilayah-wilayah rawan seperti Ogan Komering Ilir (OKI), Musi Banyuasin (Muba), Banyuasin, PALI, dan Muara Enim.

BACA JUGA:Penjahit Prabumulih Gigit Jari

Menurut Iqbal, penyemaian garam atau NaCl dilakukan berdasarkan keberadaan bibit awan yang berpotensi menurunkan hujan. OKI menjadi wilayah prioritas karena memiliki lahan gambut terluas di Sumsel, yang jika terbakar bisa menyebarkan asap pekat ke Kota Palembang.

“Jika memungkinkan penyemaian lebih banyak di OKI, karena luas lahan gambut di sana paling luas dan jika terjadi kebakaran asapnya pasti ke Palembang,” jelasnya.

Pada 13 Juli, tim OMC melakukan 1 sorti dengan menabur 800 kg garam. Sementara pada 14 Juli, dilakukan 3 sorti dengan total 2.400 kg garam. Dari empat sorti itu, tiga dilakukan di OKI dan satu lainnya di Banyuasin.

OMC dijadwalkan berlangsung hingga Kamis (17/7/2025). Namun, BPBD Sumsel juga telah mengusulkan perpanjangan kegiatan ini selama 5–10 hari tambahan.

BACA JUGA:Empat Lawang Siap Jadi Tuan Rumah PEDA KTNA Sumsel 2025

“Kita akan usulkan lagi untuk perpanjangan OMC. Kita ingin saat kemarau nanti, lahan-lahan gambut tetap basah dan dampak karhutla bisa diminimalisir,” kata Iqbal.

Untuk mendukung kesiapsiagaan ini, status siaga darurat bencana asap akibat karhutla juga sudah ditetapkan oleh pemerintah provinsi. Bahkan, Sumsel tengah mengajukan bantuan empat unit helikopter ke BNPB guna menunjang patroli dan pemadaman darurat.

Sebagai informasi tambahan, sebelumnya sepuluh pemerintah daerah di Sumsel telah menetapkan status siaga darurat karhutla, termasuk Musi Rawas dan Ogan Ilir. Langkah ini menunjukkan keseriusan daerah menghadapi ancaman bencana yang kerap terjadi setiap musim kemarau. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan