Gugur di Negeri Paman Sam: Nasib Tragis Nokia di Tengah Gempuran Apple & Samsung

Perusahaan induk di balik merek legendaris ini, HMD Global, baru saja resmi mengumumkan “pengurangan operasi” di pasar Amerika Serikat—kalimat manis untuk keputusan pahit: Nokia angkat kaki dari AS!-ist-

Tenang, kalau kamu salah satu dari sedikit orang yang masih menggunakan Nokia di Amerika, HMD menjamin pembaruan keamanan dan layanan garansi masih berlaku. Tapi jangan berharap ada ponsel baru. Bahkan stok pun kini cuma bisa diburu di marketplace seperti Amazon, itu pun dalam jumlah sangat terbatas.

Sudah seperti berburu fosil digital.

BACA JUGA:5 SMA Terbaik di Semarang untuk Persiapan SPMB 2025


Rencana HMD Selanjutnya: Lupakan AS, Fokus ke Asia dan Afrika

Daripada terus bertarung di pasar yang tak ramah, HMD memilih strategi realistis: alihkan fokus ke wilayah dengan potensi besar—Asia Tenggara dan Afrika. Di sinilah kekuatan ponsel murah masih berjaya. Banyak konsumen yang lebih peduli pada daya tahan baterai dan harga terjangkau daripada fitur-fitur canggih yang jarang dipakai.

Bahkan, HMD mulai mencoba melepaskan bayang-bayang Nokia. Mereka sudah mulai meluncurkan perangkat berbasis nama HMD sendiri, seperti HMD Pulse dan HMD Fusion, serta berinovasi dengan produk seperti Nokia Edge 2022.

Menariknya, lisensi penggunaan nama “Nokia” akan habis pada Maret 2026. Artinya, HMD tinggal punya waktu kurang dari setahun untuk memanfaatkan nama besar ini, sebelum memutuskan akan memperpanjang atau move on sepenuhnya.

BACA JUGA:Beasiswa Bidik Anak Negeri 2025: Kuliah Gratis dan Uang Saku untuk Siswa SMA/SMK Kurang Mampu


Apple dan Samsung: Duopoli yang Sulit Ditembus

Kita tidak bisa membicarakan kegagalan Nokia di AS tanpa menyinggung Apple dan Samsung. Kedua merek ini bukan sekadar ponsel, tapi lifestyle. Mereka punya ekosistem lengkap, dari jam tangan pintar, earbud, hingga tablet dan laptop.

Bandingkan dengan Nokia yang hanya mengandalkan desain retro dan sistem operasi Android murni. Itu seperti masuk pesta mewah dengan kaos oblong. Tidak salah, tapi jelas tidak cocok.


Isyarat Transformasi: Dari Ponsel ke IoT?

BACA JUGA:Ada Bantuan Dana Rp1 Juta untuk Siswa SMA/SMK Tahun 2025, Beasiswa Bidik Anak Negeri Dibuka!

Beberapa analis memprediksi, keluarnya Nokia dari AS bisa jadi sinyal perubahan besar di tubuh HMD. Bukan tidak mungkin, mereka akan menjajaki ranah Internet of Things (IoT), smart home, atau bahkan wearables yang lebih fleksibel dijual di pasar berkembang.

Ada juga kemungkinan kolaborasi dengan mitra lokal di negara-negara seperti India, Nigeria, atau Indonesia. Pasar-pasar ini terbukti lebih terbuka terhadap inovasi dengan harga terjangkau.


Kesimpulan: Nostalgia Tak Cukup untuk Bertahan

Kisah mundurnya Nokia dari Amerika Serikat adalah pelajaran pahit bahwa nostalgia, meski kuat, tidak cukup untuk bertahan di dunia yang terus berubah.

BACA JUGA:Pemerintah Sediakan 2,1 Juta Beasiswa Pendidikan Dasar di Tahun 2025

HMD mungkin telah berjuang keras untuk menghidupkan kembali kejayaan Nokia, tapi dalam realitas bisnis, sentimen tak bisa mengalahkan strategi dan adaptasi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan