Gugur di Negeri Paman Sam: Nasib Tragis Nokia di Tengah Gempuran Apple & Samsung

Perusahaan induk di balik merek legendaris ini, HMD Global, baru saja resmi mengumumkan “pengurangan operasi” di pasar Amerika Serikat—kalimat manis untuk keputusan pahit: Nokia angkat kaki dari AS!-ist-
REL, JAKARTA - Masih ingat dengan nada dering legendaris "Nokia Tune"? Atau ponsel tangguh yang bisa dilempar ke dinding tapi tetap bisa buat SMS? Sayangnya, semua itu kini tinggal kenangan manis, terutama bagi penggemar Nokia di Amerika Serikat.
Perusahaan induk di balik merek legendaris ini, HMD Global, baru saja resmi mengumumkan “pengurangan operasi” di pasar Amerika Serikat—kalimat manis untuk keputusan pahit: Nokia angkat kaki dari AS!
Keputusan ini mungkin mengejutkan sebagian, tetapi bagi para pengamat industri, ini sudah seperti bom waktu yang akhirnya meledak.
Tanda-Tanda Mundur Sudah Terlihat
Dalam pernyataan resmi kepada The Verge, HMD Global tak segan menyebut alasan geopolitik dan ekonomi sebagai penyebab utama. Tapi mari kita bongkar lebih dalam: ini bukan sekadar persoalan tarif atau perang dagang. Pasar AS memang bukan ladang empuk bagi pemain kecil.
BACA JUGA:Wabup Empat Lawang Pimpin Rapat Perdana TKPK, Tegaskan Komitmen Perangi Kemiskinan Secara Terpadu
Sudah bertahun-tahun Apple dan Samsung menguasai lebih dari 70% pasar smartphone di Amerika. Di tengah dominasi dua raksasa ini, Nokia mencoba menyelip dengan senjata nostalgia dan ponsel entry-level. Sayangnya, yang dicari orang Amerika bukan lagi sekadar "ponsel tahan banting", tapi flagship canggih yang bisa menunjang gaya hidup digital mereka.
Kenapa Nokia Tumbang di AS?
Mari kita jujur: strategi HMD menjual ponsel mid-range di negeri flagship adalah seperti menjual sandal jepit di tengah musim salju. Operator di AS lebih suka menjual paket bundling dengan flagship seperti iPhone terbaru atau Galaxy S-series yang harganya bisa tembus USD 1.000 ke atas.
Nokia, yang dikenal dengan ponsel Android murah meriah dan desain sederhana, jadi kurang menarik. Ditambah lagi, tarif impor AS yang tinggi membuat margin keuntungan Nokia semakin tipis. Mereka bukan perusahaan besar yang bisa "bakar duit" seperti Apple atau Samsung.
Tombol “Beli Sekarang” di situs resmi HMD untuk AS bahkan sudah dihapus. Sinyal paling jelas kalau perang ini sudah selesai—dan Nokia kalah.
Bonus Nostalgia: Dulu Nokia Raja, Sekarang...?
Sebelum Apple mengenalkan iPhone pada 2007, Nokia adalah raja tak terbantahkan. Semua orang punya Nokia. Dari seri 3310 yang legendaris, N-Gage yang mencoba jadi konsol game portabel, hingga seri E dan N yang digandrungi para profesional.
Tapi sejak iPhone mengguncang industri, Nokia seolah kehilangan arah. Kerjasama dengan Microsoft dan sistem operasi Windows Phone tidak berhasil menyelamatkan mereka. Lisensi pun akhirnya berpindah ke tangan HMD Global pada 2016.
BACA JUGA:Jembatan Jadi Pasar Dadakan Usai Kebakaran, Pemkab Empat Lawang Tertibkan Pedagang
Alih-alih bertarung di kelas atas, HMD memilih fokus di segmen bawah. Strategi ini sempat berhasil di negara-negara berkembang. Tapi di AS? Itu seperti bertanding di ring tinju tanpa pelindung kepala.