"Sudah bingung mau berkata apa akan semua kegilaan korupsi di negeri ini, karena seperti nggak ada efek jera!" tulisnya di platform X (@hilmi28), 27 Februari 2025.
Hilmi mempertanyakan apakah praktik korupsi ini akan terus berlanjut tanpa ada perubahan signifikan.
"Mungkin inilah saatnya hukuman mati dan perampasan aset diberlakukan untuk para koruptor jahat yang jelas-jelas telah merusak bangsa dan negara," tegasnya.
Apakah Hukuman Mati Solusi yang Tepat?
Wacana penerapan hukuman mati bagi koruptor kelas kakap semakin menguat. Beberapa negara seperti China dan Arab Saudi telah menerapkan hukuman ini dengan hasil yang cukup efektif dalam menekan angka korupsi.
Namun, di Indonesia, wacana ini masih menjadi perdebatan panjang. Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi memang membuka peluang hukuman mati, tetapi hingga kini belum pernah benar-benar diterapkan.
BACA JUGA:Gelombang Laut Diprediksi Landai, Ratusan Petugas Siaga di Pantai Gunungkidul untuk Tradisi Padusan!
BACA JUGA:Pantai Klayar Pacitan, Liburan Murah Meriah dengan Pemandangan Spektakuler!
Masyarakat pun semakin muak dengan praktik korupsi yang merajalela. Jika tidak ada tindakan tegas, bukan tidak mungkin angka korupsi di Indonesia akan terus meningkat dan semakin menghancurkan perekonomian negara.
Kesimpulan
Kasus korupsi Pertamina yang merugikan negara hampir Rp1.000 triliun berpotensi menjadi skandal korupsi terbesar dalam sejarah Indonesia. Berbagai pihak menuntut tindakan tegas, termasuk kemungkinan penerapan hukuman mati dan perampasan aset bagi para koruptor.
Apakah pemerintah dan aparat penegak hukum akan berani mengambil langkah berani? Ataukah korupsi di Indonesia akan terus menjadi penyakit yang menggerogoti bangsa?