Pulau Penyengat, Surga Sejarah Melayu Riau yang Wajib Dikunjungi
Pulau Penyengat di Kepulauan Riau bukan sekadar destinasi wisata biasa. -ilustrasi/REL-@canva
Dengan terus bertambahnya wisatawan, masyarakat setempat berharap pemerintah daerah lebih memperhatikan pelestarian Balai Adat Indra Perkasa agar tetap terjaga sebagai warisan budaya dan sejarah.
3. Mengenal Gurindam Dua Belas: Warisan Sastra Melayu yang Sarat Makna
BACA JUGA:3 Oknum Mahasiswa Kurir Sabu Napi Riau
Penggalan sajak berikut mungkin sudah tak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat:
"Barangsiapa tiada memegang agama,
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama."
Namun, tahukah Anda bahwa sajak ini berasal dari karya sastra terkenal bernama Gurindam Dua Belas?
BACA JUGA:Riau Science Centre, Wujud Pusat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Pekanbaru
Gurindam Dua Belas merupakan mahakarya sastra Melayu yang ditulis oleh Raja Ali Haji, seorang pujangga terkenal dari abad ke-19.
Karya ini tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga memiliki nilai filosofis yang dalam.
Apa Itu Gurindam? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gurindam adalah sajak dua baris yang mengandung petuah atau nasihat.
Kata gurindam sendiri berasal dari bahasa Tamil, yakni kirindam yang berarti umpama.
BACA JUGA:Mie Tarempa: Hidangan Khas Kepulauan Riau yang Menggugah Selera
Gurindam Dua Belas menggabungkan nilai-nilai agama Islam, seperti rukun Islam, syariat, dan iman, dengan budaya Melayu, sehingga berfungsi sebagai pedoman moral dan spiritual.
Meski memiliki akar dari sastra Hindu, Gurindam Dua Belas diadaptasi dan diperkaya dengan unsur-unsur budaya Melayu dan ajaran Islam.