Normalnya, butuh waktu 2 jam untuk tubuh mencerna makanan sehingga lambung menjadi kosong. Sisa makanan akan berpindah ke usus untuk dipadatkan menjadi feses.
Namun, tidur setelah sahur akan melambatkan proses pencernaan sehingga makanan akan terlalu lama “berdiam diri” dalam perut.
Timbunan makanan dalam perut yang tidak kunjung dicerna bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti sembelit.
Ini karena usus akan menyerap banyak cairan dari feses sehingga membuat feses jadi kering dan padat. Alhasil, butuh usaha keras untuk mengeluarkannya dari dalam tubuh.
Risiko sembelit selama bulan puasa akan jadi lebih besar, karena umumnya tubuh kurang mendapatkan cairan dari biasanya.
5. Stroke
Tidur setelah sahur membuat sistem pencernaan Anda sulit untuk mencerna makanan.
Itu artinya lambung membutuhkan asupan darah yang lebih banyak untuk memperlancar kerjanya. Padahal, otak tetap membutuhkan asupan darah yang stabil meski kita sedang tertidur.
Suplai darah yang terkonsentrasi menuju perut ini membuat otak bisa kekurangan oksigen.
Dalam jangka panjang, bila kebiasaan ini terus dilakukan, otak bisa mengalami stroke. Teori lainnya mengatakan bahwa bahaya tidur setelah sahur terkait dengan peningkatan asam lambung yang menyebabkan sleep apnea dan memicu stroke.
Selain itu, setelah makan akan terjadi perubahan kadar gula darah, kadar kolesterol, dan tekanan darah yang mungkin dapat berdampak pada peningkatan risiko stroke.
Jenis stroke yang berhubungan dengan kebiasaan tidur setelah makan adalah stroke iskemik yang terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh darah otak.
6. Tubuh menjadi lemas
Setelah makan sahur, tubuh akan mengalokasikan sebagian besar energi untuk proses pencernaan. Aktivitas ini memerlukan aliran darah dan energi, dan ketika Anda tidur, sebagian besar sumber daya tubuh dialihkan ke pencernaan makanan.
Ini dapat membuat tubuh merasa lebih lemas saat puasa karena energi yang biasanya digunakan untuk aktivitas sehari-hari dialihkan ke proses pencernaan.
Selain itu, setelah makan sahur, tubuh dapat memproduksi hormon tidur seperti serotonin dan melatonin. Hormon-hormon ini dapat membuat Anda merasa ngantuk.